
Produk inovasi yang dihasilkan oleh TFRIC-19 mampu mendorong ekosistem bidang kesehatan dalam negeri. sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala BPPT Hammam Riza bahwa "TFRIC-19 merupakan model ekosistem inovasi yang terbangun karena adanya dorongan kebutuhan bersama. Hal tersebut terpicu karena ada rasa kebersamaan yang sangat kuat untuk berbuat sesuatu."
Dengan dihasilkannya kelima alkes buatan lokal ini, maka hasil pemeriksaan terhadap infeksi covid-19 lebih cepat terbaca dan lebih akurat dibandingkan dengan metode rapid test. Sebagai gambaran bahwa dari segi waktu pemeriksaan, hasil pemeriksaan dengan rapid test hanya membutuhkan waktu hingga 2 jam menurut keterangan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). sedangkan pemeriksaan dengan menggunakan metode PCR paling cepat membutuhkan waktu sekitar 20 hingga 30 menit. Dan metode PCR tes dianggap memiliki sensitivitas yang lebih baik terhadap virus COVID-19. Sehingga akan mengurangi akan kesalahan pembacaan hasil uji testnya.
Melihat besarnya ketergantungan negara kita dalam menangani covid-19 ini, maka dengan dihasilkannya Lima Produk Alkes Buatan Lokal ini dapat menjawab tantangan itu. Sehingga kita sebagai warga negara sudah sepatutnya bersyukur karena hasil inovasi anak bangsa sudah diluncurkan kepada masyarakat.
Namun, hingga saat ini yang masih menjadi kendala terkait dengan perlengkapan PCR tes kit ini adalah dengan belum tersedianya bahan yang bernama reagen yang hingga saat ini indonesia masih harus import. Semoga saja pada akhir mei ini semua kendala yang dihadapi oleh pejuang kesehatan kita dapat terpenuhi sehingga kita bisa bebas beraktifitas seperti biasanya.